FROM CAIRO WITH LOVE (1)



Alhamdulillah, saya berkesempatan mengikuti tour ke Cairo, Mesir dalam rangka Cairo International Book Fair bersama rombongan Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI). Berikut ini sekedar “oleh-oleh” berupa catatan perjalan selama kunjungan ke negeri awal peradaban manusia.



Kamis, 25 Januari 2007



Di_bandara_abu_dhabi_menuju_cairo_5Berangkat dari Jakarta menuju Cairo, Mesir pukul 15.15 dengan Pesawat baru, Etihad milik penerbangan swasta Uni Emirat Arab. Perjalanan ditempuh selam kurang lebih 12 jam untuk sampai terlebih dahulu (transit) di Abu Dhabi, ibu kota Uni Emirat Arab. Bersyukur, selama perjalanan kami bisa relaks dan istirahat. Apalagi pesawatnya cukup canggih, sehingga dihadapan setiap penumpang tersedia layar monitor agar dapat menyaksikan berbagai hiburan dari film, musik hingga mendengarkan murotal Al Quran dengan suara yang indah dan menyentuh hati. Tiba di Abu Dhabi pukul 8 malam waktu setempat, perbedaan waktu kurang lebih 4 jam dari WIB. Dalam perjalanan menuju penginapan di Hotel Regency, kami menyaksikan gemerlapnya kota Abu Dhabi dengan taman-taman yang indah. Toko-toko buka hingga pukul 1 dini hari. Sesampai dipenginapan, kami sempat melihat pertokoan sebentar, hingga pukul 12 malam.



Jumat, 26 januari 2007



Pukul 8 pagi waktu Abu habu, bersiap-siap berangkat ke bandara menuju Cairo. Pesawat Etihad take off pukul 09.30 dan tiba di Cairo pukul 12.40. Perbedaan waktu dengan Indonesia bagian barat sekitar 5 jam.



Di_penginapan_graha_jatim_9 Tiba di penginapan pukul 14.00. Graha jatim , sebuah flat penginapan milik Keluarga masyarakat Jawa Timur (Gamajatim) terletak di District 9, Nasr City. Tempatnya nyaman dan bersih. Ada ruang tamu, ruang keluarga, 3 kamar tidur (yang lumayan besar), 2 kamar mandi, dapur dan teras.. cukup wah.. dan hommy pokoknya bikin betah deh. Apalagi dilengkapai fasilitas televisi, radio, heater, AC dan.. computer yang bisa akses 24 jam! Kabarnya penginapan ini disewakan untuk umum, kerjasama Pemda dengan KBRI. Dari buku tamu terlihat yang pernah menginap ada tamu dari Holland, Jepang, Malaysia dan Sinagapore. Melalui catatan yang mereka sampaikan di buku tersebut, mereka menyatakan kepuasannya menginap di Graha Jatim. Para mahasiswa Indonesia di Cairo pengelola penginapan ini sangat baik dan ramah, mereka siap membantu (helpful) kapan saja kita butuh bantuan. Selain Graha Jatim, ada pula Griya Jateng, dan Wisma Nusantara dan Apartemen Indonesia. Rombongan kami yang berjumlah 38 orang menginap di 4 tempat tersebut. Kabarnya ada juga Istana Maimun (Rumah Medan), Rumah Baruga (Sulawesi) dan Pesanggrahan (Jabar) Sekitar pukul 15.00 kami keluar ‘rumah’ untuk menghirup udara Cairo, ternyata.. wuiih dingin, suhu berkisar antara 11-15 derajat Celcius. Kami menyempatkan diri makan “siang” di Restoran Malaysia “Sri Klantan” memesan Nasi bumbu dan Tom Yam Kung. Hmm.., hangat dan sedap. Bersama Pak Muhammad Haras Baco, Protocol & Consular Affairs KBRI, kami menyusuri jalan-jalan dan flat. Kami juga mampir ke rumah Pak Harras, berkenalan dengan isteri dan puterinya. Mereka sudah tinggal di Cairo, Mesir selama kurang lebih 20 tahun.



Sabtu, 27 Januari 2007



Mengunjungi Cairo International Book Fair di Machrot.Stand_indonesia Presiden Mesir Hosni Mubarak berkenan membuka ajang pameran International tersebut. Setiap setahun sekali Mesir senantiasa menyelenggarakan kegiatan tersebut. Penduduk Mesir sangat antusias mengunjungi pameran sehingga mereka harus antri panjang. Luasnya sebesar Jakarta Fair, Kemayoran. Stand Indonesia terletak di Hall 15. Pukul 13, sholat Dzhurur di Mesjid Al Azhar.



Mesjid Al Azhar terletak ditengah kota, daerah yang dipenuhi dengan monumen Islam. Mesjid ini pertama yang dibangun oleh Dinasti Fatimiyah. Terdiri dari Mesjid_al_azhar beberapa bangunan yang dibangun pada masa-masa berikutnya, seperti Universitas Al Azhar, Asrama Pelajar (Ruaq) dan perpustakaan.







Sungai_nil Dari Al Azhar, kami mengunjungi daerah Ramses dan tepian Sungai Nil. Sempat berfoto-foto di pinggir sungai yang memiliki nilai sejarah.. ketika bayi Nabi Musa sengaja dihanyutkan oleh ibunya ke Sungai Nil agar terhindar dari pembunuhan lalu diambil dan diangkat anak oleh Isteri Firaun, Asiyah. Malamnya, kami berkesempatan menyaksikan sungai Nil dimalam hari. Lampu-lampu menuju Sungai Nil sangat terang dan indah. Mesir mempunyai tenaga listrik yang sangat besar, karena memiliki bendungan Aswan dengan kapasitas 5000 megawatt untuk Cairo. Kehidupan malam penduduk disini katanya seperti kelelawar, mereka sangat menyukai kehidupan malam alias dugem. Banyak toko yang buka hingga 24 jam. Dan enaknya lagi.., aman dan jarang terjadi tindak kriminalitas. Kami juga Mis_aquarius_in_the_nile menyaksikan Belly Dance sambil santap malam di kapal Mis Aquarius yang menyusuri Sungai Nil selama 2 jam. Ada 3 pertunjukan, yakni pk 19.00 , 22.00 dan 01.00. Kami ikut naik kapal tersebut pukul 10 hingga 12 malam. Menyaksikan Belly Dance.., he..he heboh deh.. dada, perut, pinggul.. Mau lihat fotonya?  jangan ah.. ! pokoknya heboh..



Senin, 28 Januari 2007



Jadwal hari ini Tour de Mesjid dan Museum. Kami ditemani para mahasiswa Indonesia di Cairo dari Universitas Al Azhar, yakni Nanang, Norman dan Sony. Mengawali Tour kali ini, kami mengunjungi Tugu peringatan terbunuhnya Presiden Anwar Sadat. Yang gugur tewas terbunuh oleh kelompok anti Tugu_anwar_sadat pemerintah pada tanggal 6 Oktober 1981. Beliau ditembak oleh 6 orang ketika sedang berparade. Salah satu saksi mata, adalah mahasiswa Indonesia, yakni pak Harras staf Kedubes RI yang acapkali menemani perjalanan kami.



Benteng_salahuddinjpg3 Benteng Salahuddin (Salahuddin Citadel). Sudah pernah nonton film “The Kingdom of Heaven”? Fim itu berkisah tentang perjuangan Sultan Salahuddin dalam perang salib yang akhirnya dimenangkan oleh Panglima Salahuddin yang berhasil menaklukan Jerussalem. Benteng Salahuddin adalah saksi bersejarah kemenangan Islam pada masa tersebut. Dibangun oleh Panglima Salahuddin pada tahun 1183 untuk membentengi Cairo dari serangan luar, khususnya pada masa perang salib. Didalam benteng terdapat dua museum, yaitu Museum Permata (Qashnul Jawharah) yang berisi perhiasan raja-raja Mesir, diantaranya singgasana Raja Farouk dan Museum Polisi yang berisi senjata-senjata yang pernah dipakai polisi Mesir sepanjang sejarah. Juga terdapat ruanga-ruangan dokumen sejak masa pemerintahan Muhammad Ali Pasha hingga kini.



Masjid_muhammad_ali Di utara benteng terdapat Mesjid Muhammad Ali Pasha yang dibangun ala Turki Osmani pada tahun 1830 M, dengan kubahnya menjulang 52 meter dan puncak menara dengan ketinggian lebih dari 84 meter. Dari tempat ini kita dapat melepas pandangan ke seluruh penjuru cairo antara lain Sungai nil dan pyramid.



Mesjid_amru_bin_ash Mesjid Amr Bin Ash. Mesjid ini terletak di daerah Fushtat, Misr El Qadima (Old Egypt) yang dijadikan ibu kota kala itu. Islam masuk Mesir dibawa oleh seorang panglima, Amru bin Ash pada tahun 641 M. lalu beliau membangun mesjid atas perintah kahlifah umar Bin khatab. Islam diterima di Mesir tanpa melalui peperangan. Rakyat Mesir kala itu menganut Kristen aliran Koptik yang mempercayai kehadiran agama baru, yakni Islam. Bagi wanita yang ingin masuk ke mesjid tersebut, bila tidak menggunakan kerudung , dipersilahkan menyewa "gaun" hijau seharga 1 pound .. he..he.. kayak petinju yang hendak bertanding.



Mesjid_sultan_hassan Mesjid Sultan Hassan. Terletak disamping Benteng Salahuddin, mesjid ini dibangun oleh sultan Hassan dari Dinasti Mamalik pada tahun 1348-1351 M. Mesjid ini berfungsi sebagai sekolah 4 mazhab dan mempunyai nilai arsitek Islam yang sangat langka.



Persis disamping Mesjid Sultan Hassan, berdiri mesjid Rifai Mesjid_al_rifai (diambil dari nama juru dakwah besar) didalamnya terdapat makam Fuad II (raja Farouk), raja terakhir Mesir yang direvolusi tahun 1952, juga terdapat makam Raja Iran terakhir, Syah Iran Reza Pahlevi yang digulingkan pada tahun 1979.



Mesjid imam Syafei berada dikawasan hay Syafei didaerah Makam_imam_syafii kumuh, Old City. Mesjid ini berdampingan dengan makam imam Syafi’ie, salah satu imam dari empat mazhab. Imam ini pernah di Irak, lalu hijarah ke mesir dan wafat tahun 820 M. Bangunan makamnya dipagari dinding/pagar kayu berukir, hadiah dari kaum muslimin India.



Mesjid Sayidina Hussein. Termasuk mesjid luas di Cairo. Sering dihadiri oleh kepala negara dan para menteri untuk memperingati hari besar Islam, seperti Hari Idul fitri, Isra Miraj dsb. Didalam mesjid ini terdapat makam Imam Hussein bin Ali bin Abi Thalib, cucu Nabi Muhammad SAW dari fatimah El Zahra. (bersambung) 

Comments

Unknown said…
asyik sekali ya?
Unknown said…
Wonderful place

Popular posts from this blog

Safari Dakwah Ranah Minang

Pengalaman berobat ke Melaka (2)

How Lucky You Are