The Swirling Chinese Wind (6)



Welcome_to_shanghai









The Colorful of Shanghai


Di_depan_pearl_tower
Dari Guilin menuju Shanghai menempuh perjalanan kurang lebih 2,5 jam, dengan menggunakan pesawat China West Airlines. Setiba di Shanghai, suasana khas kota Shanghai langsung terasa.. Gedung-gedung megah modern berpadu dengan beragam gaya arsitektur yang sangat menaawan, menandakan bahwa kota ini memilki sejarah masa lalu yang tak terlupakan.. Lebih dari 1400 gedung tua peninggalan abad ke 18 dan 19 yang sangat indah dan terawat.. ada yang bergaya Spanyol, Prancis, Belanda. Bahkan ada pula ”Little White House”, sebuah bangunan Shanghai Arts Craft Reasearch Institute yang berganya French Renaissance.



De_bund

Memasuki Kota Shanghai.. serasa berada di Eropa. Bila dimalam hari.. semarak lampu warna-warni membuat kota ini seperti kota yang berhiaskan permata berlian.. kerlap-kerlip sepelosok kota..


The Bund

Pearl_tower



Dimata orang Shanghai, The Bund adalah simbol kebanggaan. Disamping gedung-gedung bergaya Eropa, banyak bangunan prestisius, salah satunya yang terkenal dan merupakan icon kota Shanghai ialah The Oriental Pearl TV Tower. Sebuah tower setinggi 468 meter. Adalah tower tertinggi di Asia, dan no 3 setelah TV Tower Canada dan Moscow. Dari puncaknya kita bisa melihat keindahan kota Shanghai. Shanghai dulunya desa nelayan.., karena letaknya dekat laut dan dialiri oleh tiga sungai.. yakni Huang pu, Wusong dan Suzhou, kini Sungai Huangpu adalah salah satu sungai yang paling banyak dilayari kapal barang dari seluruh dunia. Bila ingin menyusuri sungai kita bisa naik Oriental Pearl Cruise. Dari sebuah desa nelayan kini berkembang menjadi kota metropolitan yang cantik dan menawan..



Nanjing Road



Nanjing_road

Gairah para ibu-ibu yang ingin belanja.. langsung tersalurkan begitu memasuki kawasan Nanjing Road.. Bagaimana tidak? Kawasan ini adalah kawasan commercial street nomor satu di Cina. Pertokoan sepanjang 5,5 kilometer, terdiri dari lebih 600 toko yang menawarkan beragam produk mulai dari makanan hingga pakaian. diawali dari The Bund disebelah timur dan berakhir di persimpangan Jing’an Temple dan West Yan’an Road. Bila sudah lelah belanja tapi masih ingin jalan-jalan, maka disediakan trolley bus yang berjalan sepanjang Nanjing Road. Sebuah bus umum yang ramah lingkungan dan sudah ada sejak tahun 1908. Nanjing Road sendiri sudah ada sejak 100 tahun yang lalu.. Kalau ada yang malas belanja dan ingin sekedar duduk-duduk.. jangan khawatir.. disedikan tempat duduk yang nyaman untuk bersantai sambil minum kopi dan mendengarkan live music. Tempat duduk ini tidak hanya disatu tempat.. ada tempat lain yang juga menyuguhkan atraksi panggung.. seperti sulap atau pertunjukan olahraga bela diri.
Jadi.. tampaknya butuh satu hari penuh untuk berada di kawasan ini..., maklum.. apalagi ibu-ibu... he..he.. kan banyak oleh-oleh yang harus dibawa..

Karena terlalu lelah jalan-jalan dan belanja, maka kesempatan untuk berkunjung ke Masjid tua di Shanghai terlewatkan oleh sebagian teman.., mereka lebih memilih menunggu di bis dari pada turun untuk melihat mesjid.. padahal mesjid ini memiliki nilai sejarah yang tinggi. Ada juga acara lain yang batal gara-gara belanja.., antara lain kunjungan ke Yuyuan Garden, yakni taman kuno.., yaah.. sayang banget.. (sepertinya kata-kata bijak ”Belajarlah walau sampai ke negeri Cina” menjadi berubah makna menjadi ”Belanjalah walau sampai ke Negeri Cina”.. he..he..).

Xiao Tao Yuan Masjid

Tampak_depan_masjid
Masjid ini dinamakan juga Islamic Western Masjid atau shanghai Western City Masjid. Di depan bangunan tertulis 1343. Tapi ternyata angka tersebut menunjukkan tahun berdirinya berdasarkan tahun Hijriah atau tahun 1925 bila menurut tahun masehi. Masjid ini merupakan pusat aktivitas kaum muslim di Shanghai. Bangunan Masjid ini perpaduan antara arsitektur Islami dan dan tradisional Cina. Pernah mengalami kerusakan pada massa “Revolusi Budaya”. Namun sejak era keterbukaan dan reformasi, masjid ini direnovasi dan mendapat perhatian dari pemerintah setempat. “May Allah bless all brother moslem home and abroad who are not only enthusiastic and devoting themseles to moslemism enterprises but also loving motherland and believing moslemism reward from their devotion and donatioan”. Amin.

Dipinggir_jalan



Sekian,



Jakarta, 25 Desember 2007


-meita-

Comments

Popular posts from this blog

Safari Dakwah Ranah Minang

Pengalaman berobat ke Melaka (2)

How Lucky You Are